Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

PENCARIAN BIO-KEHATI

Selasa, 24 Maret 2009

SISTEMATIKA PISCES

Pisces (= Osteichthyes = Ikan), tidak hanya mengalami perbedaan-perbedaan didalam perinciannya kedalam kategori-kategori yang lebih rendah, tetapi juga kedudukan pisces itu sendiri didalam hirarki alam binatang menurut ketetapan ahli yang satu berbeda dengan ahli yang lain. Para ahli ini masing-masing mempunyai pengikut-pengikut dan di antara para ahli ada beberapa yang mempunyai pengikut dikalangan yang sangat luas, sehingga sistematika yang ditetapkan oleh para ahli ini merupakan sistematika yang umum dipakai di Negara-negara atau kelompok negara tertentu. Sistem Boulenger, seorang ahli taksonomi Inggris, umum di pergunakan didaerah Inggris Raya dan bekas jajahannya. Sistem Schultz banyak dipergunakan di Jerman dan bekas daerah Jerman, disamping sistem Bleeker. Sistem Bleeker sendiri umum dipakai di Negeri Belanda, Belgia, Perancis dan bekas daerah jajahannya. Di Amerika Serikat bermacam-macam sistim dipergunakan. H. H, Newman dan University of Chicago menyusun suatu sistematika yang merupakan penyederhanaan dari gabungan berbagai-bagai sistem dengan mempergunakan prinsip dichotomy, yaitu pembagian dari sesuatu kategori kedalam kedalam dua kategori yang lebih rendah, yaitu satu yang penting dan satu lagi yang kurang penting. Untuk memungkinkan tercapainya hal ini maka Newman banyak mempergunakan kategori intermedier.

Ian S. R. Munro yang telah menyusun kunci Identifikasi dari 846 jenis ikan yang terdapat di Sri-Langka pada dasarnya mempergunakan klasifikasi dari L. S. Berg yang disana-sini sedikit dirobah. Chote Suvatti dari Siam yang menghimpun fauna Siam mempergunakan sistematis yang banyak dipengaruhi oleh Smith. Jumlah jenis ikan yang dilingkupi oleh Chote Suvatti ialah 1059 jenis.

Ikan-ikan didaerah Nusantara Indo-Australia yang meliputi semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina, dan Irian telah dihimpun oleh Max Weber dan L. de Beaufort, dan terdiri dari kurang lebih 4000 jenis. Klasifikasi yang dipergunakan pada hakekatnya ialah klasifikasi Bleeker yang disana-sini diperbaiki oleh Sunier, Weber, dan de Beaufort sendiri. Oleh karena itu untuk Indonesia dan Malaysia klasifikasi Bleeker inilah yang merupakan klasifikasi utama.

Sebagai contoh beberapa macam sistem klasifikasi :

- Sistem Boulenger, umumnya dipergunakan di Inggris dan bekas jajahannya. Selain sistem ini, di sana dipakai pula sistem J.R. Norman.

- Sistem Schultz, banyak dipergunakan di Jerman dan bekas jajahannya, di samping sistem Bleeker.

- Sistem H. H. Newman disusun dari berbagai gabungan beberapa sistem dan disederhanakan dengan mempergunakan prinsip dikotomi. Sistem ini banyak dianut di Amerika, yang banyak pula memakai sistem D. S. Berg, sistem Jordan dan sebagainya.

- Sistem Bleeker, umumnya dipakai di Negeri Belanda, Belgia, Prancis dan bekas jajahannya.

- Sistem Ian S. R. Munro, yang merupakan modofikasi sistem L. S. Berg, dipergunakan di Sri Langka yang telah mengidentifikasikan sebanyak 846 jenis ikan di daerah tersebut.

- Sistem Chote Suvatti, yang di pengaruhi oleh sistem Smith, terutama dipakai di Thailand. sistem ini mencakup 1.059 jenis ikan di daerah tersebut.

- Sistem Bleeker, yang telah diperbaiki oleh Sunier, Weber dn de Beaufort, merupakan sistem klasifikasi ikan-ikan yang terdapat didaerah Indo-Australia.

- Sistem-sistem lainnya seperti L. S. Berg, Jordan, Romer dan Nikolski sangat luas dipakai di seluruh pelosok dunia.

1. Ian S. R. Munro mempergunakan untuk ikan-ikan di Sri-Langka klasifikasi L. S. Berg yang agak dirobah sebagai berikut :

Kelas : Elasmobranchii

Subkelas : Selachii

ordo : Lamniformes

ordo : Rajiformes ( Hypotremata )

ordo : Torpediniformes ( Squaliformes ) / Pleurotremata

Kelas : Teleostei

Subkelas : Actinopterygii

ordo : Pleuronectiformes

ordo : Pegasiformes

ordo : Mastacembeliformes

ordo : Anguilliformes

ordo : Symbranchiformes

ordo : Tetradontiformes

ordo : Perciformes

subordo : Trichiuroidei

subordo : Scombroidei

subordo : Stromateoidei

subordo : Ophidioidei

subordo : Siganoidei

subordo : Acanthuroidei

subordo : Blennioidei

subordo : Anabantoidei

subordo : Callionymoidei

subordo : Kurtoidei

subordo : Cottoidei

subordo : Gobioidei

subordo : Percoidei

ordo : Cypriniformes

subordo : Siluroidei

subordo : Cyprinoidei

ordo : Syngnathiformes

ordo : Cyprinodontiformes

ordo : Clupeiformes

ordo : Halosauriformes

ordo : Beloniformes

ordo : Scopeliformes

ordo : Polynemiformes

ordo : Mugiliformes

ordo : Gadiformes

ordo : Macruriformes

ordo : Ophiocephalifomes

ordo : Bryciformes

ordo : Lophiiformes

ordo : Batrachoidiformes

ordo : Echeneiformes

ordo : Dactylopteriformes


Sistematika Menurut Romer ; Super Kelas Pisces dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Kela Agnatha ; kelompok ikan yang tidak memiliki rahang, mulut seperti mangkok, dikelilingi oleh tentakel. Dibagi menjadi 2 Ordo, yaitu :

  1. Mixiniformes
  2. Petromizontiformes

2. Kelas Chondrichtyes ; kelompok ikan yang ranka tubuhnya tersusun dari tulang rawan , dibagi menjadi 3 Ordo, yaitu :

a. Rajiformes ( Hipotremata )

b. Squaliformes ( Pleurotremata )

c. Chimaeriformes ( Rattfish )

3. Kelas Osteichtyes ; Kelompok ikan yang rangkanya tersusun dari tulang sejati, dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :

a. ordo : Pleuronectiformes

b. ordo : Pegasiformes

c. ordo : Mastacembeliformes

d. ordo : Anguilliformes

e. ordo : Symbranchiformes

f. ordo : Tetradontiformes

g. ordo : Perciformes

subordo : Trichiuroidei

subordo : Scombroidei

subordo : Stromateoidei

subordo : Ophidioidei

subordo : Siganoidei

subordo : Acanthuroidei

subordo : Blennioidei

subordo : Anabantoidei

subordo : Callionymoidei

subordo : Kurtoidei

subordo : Cottoidei

subordo : Gobioidei

subordo : Percoidei

h. ordo : Cypriniformes

subordo : Siluroidei

subordo : Cyprinoidei

i. ordo : Syngnathiformes

j. ordo : Cyprinodontiformes

k. ordo : Clupeiformes

l. ordo : Halosauriformes

m. ordo : Beloniformes

n. ordo : Scopeliformes

o. ordo : Polynemiformes

p. ordo : Mugiliformes

q. ordo : Gadiformes

r. ordo : Macruriformes

s. ordo : Ophiocephalifomes ( Chaniformes )

t. ordo : Bryciformes

u. ordo : Lophiiformes

v. ordo : Batrachoidiformes

x. ordo : Echeneiformes

y. ordo : Dactylopteriformes

Sterilisasi

Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah prouk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan.Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh:

  • Resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas
  • Kondisi pemanasan
  • pH bahan
  • Ukuran wadah/kemasan yang disterilkan
  • Keadaan fisik bahan.

Informasi tentang sterilisasi dengan ultravolet: teknologi sterilisasi dengan ultraviolet

Sterilisasi dengan udara kering

Alat yang umum dikenal adalah Oven. Alat ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabunng reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu yang digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit 2 jam. Lama isterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya.

Sterilisasi dengan Uap Air Panas

Bahan yang mengandung cairan tidak dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam sterilizer dengan suhu 100 c dalam keadaan lembab. secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 100 C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 100 C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi. jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan.

Sterilisasi dengan Uap air panas bertekanan.

Alat ini disebut otoklaf (autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. suhu akan naik sampai 121 c dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan tersendiri). lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka,

cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel/spora sehingga lebih cepat.

Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat.

untuk bahan yang tidak tahan panas cara dia atas tidak dapat dipakai. umumnya dengan cara filtrasi.

Hal - hal Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pelaksanaan Perawatan Kateter.

Meliputi :

1. Harus menggunakan kateter yang sudah sterilisasi.

2. lebih baik gunakan alat sekali pakai. Bila memang di perlukan penggunaan ulang kateter,klien harus teknik pensterilan (kateter karet yang dapat di rebus selama 20 menit dan keringkan dalam kain bersih).

3. jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan. Pada pria lansia,hipertrof prostat dapat menyumbat uretra secara parsial dan menghambat kenudahan masuknya kateter. Bila terjadi tahanan beri tahu dokter.

4. plester adesik jangan pernah di gunakan untuk memplester kondom kateter. Ini dapat menyebabkan konstriksi dan reduksi aliran darah ke penis. Plester velcro/elastik dapat mengembang dengan perubahan ukuran penis dan tidak mengurangi aliran darah.

5. lepaskan kateter selama 30 menit setiap 24 jam untuk perawatan kulit perineal. Lihat tiap 4 jam untuk menentukan bahwa sirkulasi pada penis adekuat.

6. klien wanita memerlukan cermin untuk melihat area perinealnya.

7. bila kateter sudah pasti masuk pada kandung kemih dan tidak ada urine yang keluar, tak adanya urine yang keluar harus segera di laporkan pada dokter.

8. wanita yang baru saja melahirkan bayi/yang baru saja mengalami pembedahan ginekologik dan klien - klien yang baru saja mengalami bedah kandungkemih,beresiko terhadap distensi kandung kemih.

9. harus perhatikan penentuan posisipada kemampuan fisik. Para plegra sering kali memilih posisis duduk.

Download MP3

Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

"Just For Fun with BioHunter And Primbon"